PT Freeport Indonesia dan Konflik Konflik Sosial di Papua


Oleh : Dominggus A Mampioper | 11-Aug-2009, 20:37:52 WIB

KabarIndonesia - Ada gula, ada semut. Agaknya pepatah ini yang pantas disandang oleh PT Freeport Indonesia salah satu perusahaan di Papua yang memiliki areal lahan terluas. Lahan tersebut untuk mengelola tambang tembaga dan emas di Grasberg atau dalam bahasa Amungme disebut Gunung Tenogome.

Demam emas di Sungai Laloki sekitar 10 mil dari Port Moresby di negara tetangga Papua New Guinea pada 1878 telah menjadi inspirasi bagi tim ekspedisi di dunia, ternyata gunung-gunung di Provinsi Papua juga mengandung emas. Inspirasi ini yang membuat pemerintah Belanda pertama kali memberikan ijin ekspeisi kepada Forbes Wilson dan kawan-kawan serta tokoh Amungme yang turut menemani mereka yaitu Mozes Kilangin Tenbak untuk mengambil batu-batuan di Ertsberg.

Kepada penulis Moses Kilangin pernah bercerita, ”kami bawa contoh batuan dari Gunung Erstberg untuk diteliti kandungan emas, tembaga dan perak.” Selanjutnya Pemerintah Indonesia bersama Freeport Internasional melanjutkan negosiasi dan menuai hasil yang menakjubkan. Sedangkan kontrak karya pertama (KK) antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat dilakukan pada 1967,  bagi orang Papua dianggap aneh. Pasalnya saat itu status tanah Papua masih belum jelas sebab dilakukan sebelum pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969 atau dua tahun sebelum Free of Choice. Waktu itu pemerintahan Orde Baru mengeluarkan UU No:1/1967 tentang Penanaman Modal Asing pada Januari 1967 untuk merespon keinginan PT Freeport.

Maret 1967, PT Freeport Indonesia Incorporate (FII) perusahaan yang dibentuk oleh Freeport Internasional, yang diwakili oleh Forbes Wilson menanda tangani Kontrak Karya untuk usaha penambangan di wilayah Pegunungan Selatan Jayawijaya di Gunung Erstberg atau dalam bahasa Amungme disebut Yelsegel Ongopsegel.

Pada 5 April 1967 Menteri Pertambangan RI Slamet Branata dan Perwakilan Freeport menandatangani Kontrak Karya pertama selama 30 tahun untuk pengembangan tambang Ertsberg. Kini gunung Erstberg sudah berubah menjadi lubang raksasa yang kemudian diberi nama ”Danau Wilson.” Nama ini diberikan sebagai penghormatan kepada tuan Forbes Wilson.  

Ini jelas proses di mana negara tidak pernah mengakui masyarakat adat (MA) sebab Pemerintah Indonesia telah melahirkan kontrak karya pertambangan bagi PT Freeport Indonesia di Papua. ”Sejak awal negara tidak mengakui masyarakat adat,” tegas Jerry peserta dari Nabire dalam Seminar bertema, Satu Tanah; Satu Kultur dan Satu Hati di Hotel Sentani Indah belum lama ini. Padahal bagi suku suku dipedalaman Papua untuk memperoleh lahan yang luas biasanya tak gampang diperoleh. Perlu pertumpahan darah untuk mendapat sejengkal tanah. Tanah bagi mereka ibarat ibu yang menjaga dan memelihara. Tak mungkin engkau menjual mama yang selalu memelihara dan merawat engkau.

Bagi mereka tanah tidak hanya bernilai ekonomis saja, tetapi juga sangat bermakna religius. Mereka mempergunakan tanah untuk mendukung segala aktifitas dan menjalankan kehidupan sehari hari.  

Bayangkan sejak ekspedisi pertama hingga masuknya Forbes Wilson dan kawan kawan pada 1960 masyarakat Suku Amungme dan Kamoro ikut berpartisipasi dalam menunjang ekspedisi. Bahkan Mozes Kilangin bersama Forbes Wilson turut berperan dalam menunjuk jalan menuju gunung Ertsberg. Masyarakat setempat terlibat mulai dari persiapan di Kokonao hingga permukiman baru di Akimuga tanpa ada perlawanan atau pun unsur pemaksaan. Apalagi rekayasa sebagaimana lazimnya terjadi pada era orang Papua masuk ke alam kemerdekaan di dalam Pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Tokoh Amungme Guru Mozes Kilangin Tenbak pernah berujar, ”Kitorang berjalan dari gunung ke gunung untuk membuka jalan untuk Freeport masuk. Kini semua sudah terbuka lebar semua orang datang ke Timika. Ya mendiang Mozes Kilangin benar. Semua orang berduyun duyun datang ke PT Freeport Ind di Timika. Ada yang sebagai pekerja dan buruh kontrakan tetapi ada pula yang datang untuk jaga keamanan dan ketertiban di tambang raksasa milik suku Amerika Serikat di New Orleans.

Freeport di tanah Papua ibarat gula dan banyak semut yang berdatangan untuk menikmatinya. Tak heran kalau salah satu tokoh Amungme almarhum Tuarek Narkime pernah menuangkan rasa pedihnya sebagai berikut,” Saya selalu bertanya kepada Tuhan dalam pikiran dan doa-doa saya setiap hari, mengapa Tuhan menciptakan gunung-gunung batu dan salju yang indah itu di daerah Suku Amungme? Apakah karena gunung-gunung batu dan salju yang indah dan kaya dengan sumber daya mineral itu yang menarik Freeport, ABRI, Pemerintah, dan orang luar untuk datang ke sini dan mengambilnya demi kepentingan mereka dan membiarkan kami menderita? Dan oleh sebab itu, kami orang Amungme harus terus-menerus ditekan, ditangkap, dan dibunuh tanpa alasan? Jika alasan itu yang kami maksudkan lebih baik musnahkan kami, enyahkan kami agar kalian bisa mengambil dan menguasai semua yang kami miliki-tanah kami, gunung kami, dan setiap penggal sumber daya kami. Sungguh, saya benar-benar marah kepada Tuhan. Mengapa Dia harus menempatkan segala gunung-gunung yang indah dan barang tambang itu di sini. (Tuarek Narkime, 1994).

Memang benar pergumulan dan kemarahan warga Amungme telah melahirkan beberapa perjanjian mulai dari Januari Agreement 1974 hingga pemberian dana satu persen. Termasuk pembentukan Lembaga Masyarakat Amungme dan Kamoro terutama untuk pengelolaan dana satu persen yang bagi masyarakat setempat disebut uang darah. Namun mengapa persoalan di seputar tambang milik suku Amerika Serikat dari New Orleans tak kunjung selesai. Selalu saja masih ada mulai dari konflik Perang Suku, penembakan yang menewaskan warga AS dan sekarang juga menewaskan warga Australis. Bahkan selama beberapa hari masih terjadi penembakan yang dilakukan kelompok tak dikenal atau invisible hand.

Sekretaris Dewan Adat Papua Leonard Imbiri heran sebab aparat Polisi Republik Indonesia sedang melakukan penyidikan sudah ada tuduhan yang melakukan penembakan adalah pihak OPM. ”Aneh penyidikan belum selesai sudah ada yang  dituduh,” tutur Imbiri kepada penulis belum lama ini.   Bahkan Gubernur Suebu sendiri menegaskan peristiwa di sana jelas bukan masyarakat sipil yang melakukan. ”Apalagi masyarakat di sana sudah menerima dana satu persen dalam peningkatan sumber daya mereka,” tutur Suebu. Belakangan tuduhan dan pemberitaan pers lebih banyak diarahkan kepada penembak tak dikenal. Namun yang jelas sampai kapan konflik di seputar tambang terbesar di Papua ini akan tuntas? Sulit memang untuk memprediksi tapi yang jelas sesuai pepatah lama Ada Gula sudah pasti ada semut.

Persoalannya adalah tidak semua semut-semut baik semut merah, hitam dan semut api tidak kebagian gula. Bagaimana agar gula gula di sekitar tambang bisa dinikmati secara merata agar tidak ada lagi konflik-konflik di seputar lahan tambang di Papua ini. Andaikata program program kesejahteraan sosial dari PT FI masih bersifat instant dan hanya berfungsi sebagai pemadam kebakaran atau meminjam pendapat Prof Dr Karel M Sesa, ”gula gula itu hanya bersifat sebagai manisan”.

Tentunya semua persoalan di sana tidak akan tuntas diselesaikan. Walau memang tugas dan tanggung jawab bagi kesejahteraan jelas bukan wewenang PT Freeport semata tetapi pemerintah baik di Jakarta, Papua dan Mimika. Lalu bagaimana pula dengan program pengendalian dampak lingkungan hidup setelah pasca tambang? Secara kasat mata saja bisa dilihat program jangka pendek tentang penanggulangan tailing atau untuk lebih halus disebut ”pasir sisa tambang”. Model pembuangan tailing lebih gampang dan murah kalau dibuang lewat sungai. Jadi sungai berfungsi mengalirkan air, menampung dan mengendapkan tailing. Namun semakin lama dampak tailing akan merusak dan mencemari kesehatan masyarakat di dataran rendah terutama masyarakat Kamoro dan Sempan.

Kini masyarakat setempat akan menanggung semua resiko baik dampak lingkungan mau pun dampak sosial akibat perubahan perubahan modernisasi yang keliru.

Sumber : 
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=26&jd=PT+Freeport+Indonesia+dan+Konflik+Konflik+Sosial+di+Papua&dn=20090811170157

BSN Sinyalir Kasus Indomie Ada Persaingan


JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus penarikan mi instan produksi Indonesia di Taiwan disinyalir persaingan dagang antara produsen mi instan mengingat produk tersebut telah mendapatkan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar dunia Codex Alimenterius Commission (CAC)."Produk itu telah mendapatkan akreditasi SNI dan Codex internasional dan memiliki daya serap pasar sangat tinggi. Juga telah mendapatkan persetujuan Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan)," kata Deputi Bidang Penerapan Studi dan Akreditasi Badan Standar Nasional (BSN) Amir Partowiyatno, di Jakarta, Selasa (12/10/2010).
Dengan demikian, Amir mengatakan, ada kemungkinan besar persaingan daganglah yang melatarbelakangi kasus penarikan mi instan produksi Indonesia tersebut untuk menimbulkan kepanikan masyarakat.
Standardisasi mi instan pertama kali diusulkan Indonesia dan Jepang untuk dijadikan standar internasional pada sidang komisi CAC, Juli 1999, karena dinilai standar internasional mi instan diperlukan mengingat adanya perbedaan standar nasional di setiap negara.
BSN merupakan ketua penyusun draf standar mi instan internasional dengan bantuan China, Jepang, Korea, dan Thailand yang akhirnya mengeluarkan standar tersebut pada tahun 2006 lalu. Dengan demikian, Amir menyebut produk mi instan telah melalui pengawasan ketat.
Terkait kasus ditariknya peredaran mi instan produksi Indonesia di Taiwan, Amir pun kemudian meminta agar pemerintah segera melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya kepanikan di masyarakat mengingat mi instan merupakan makanan populer di Indonesia. "Kementerian Perdagangan, Badan Sertifikasi Produk, dan Badan POM harus segera melakukan pengecekan dan operasi pasar," katanya.
Hal tersebut karena pelarangan peredaran mi instan itu akan berdampak buruk terhadap Indonesia.
Belajar dari kasus semacam itu, Amir mengatakan, standardisasi makanan telah menjadi sebuah kebutuhan bagi semua produsen dalam negeri, terutama bagi produk lokal yang tidak memiliki standar internasional. "Tujuannya adalah agar produk itu dapat lebih mudah diterima pasar. Dengan adanya standardisasi, maka produk itu akan bernilai tambah besar," ujarnya.
Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/10/12/2129584/BSN.Sinyalir.Kasus.Indomie.Ada.Persaingan

Bahasa : Sarana Berpikir Ilmiah

Berpikir ilmiah, dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang lebih luas, bertujuan memperoleh pengetahuan yang benar atau pengetahuan ilmiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita manusia jelas memerlukan sarana atau alat berpikir ilmiah. Sarana ini bersifat niscaya, maka aktivitas keilmuan tidak akan maksimal tanpa sarana berpikir ilmiah tersebut.
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi langkah-langkah (metode) ilmiah, atau membantu langkah-langkah ilmiah, untuk mendapatkan kebenaran. Dengan perkataan lain, sarana berpikir ilmiah memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah dengan baik, teratur dan cermat. Oleh karena itu, agar ilmuwan dapat bekerja dengan baik, dia mesti menguasai sarana berpikir ilmiah.
Ada tiga sarana berpikir ilmiah, yakni bahasa, matematika, dan statistika. Bahasa, dalam konteks ini, memungkinkan manusia berpikir secara abstrak, sistematis, teratur dan terus-menerus dan menguasai pengetahuan. Dengan bahasa, manusia berbeda dari binatang, bisa memikirkan dan membicarakan objek-objek yang tidak berada di depan matanya. Kehidupan dunia yang kompleks dibahasakan dalam penyataan-pernyataan yang sederhana dan bisa dimengerti. Bahasa pun menjadikan kita dapat mengomunikasikan pengetahuan kepada orang lain.
Ringkasnya, bahasa membantu ilmuwan berpikir ilmiah, yaitu berpikir induktif dan deduktif. Dengan perkataan lain, bahasa menjadi alat baginya untuk menarik kesimpulan-kesimpulan induktif maupun deduktif. Bahasa memungkinkan ilmuwan melaksanakan silogisme dan menarik kesimpulan atau pengetahuan ilmiah.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam hubungannya dengan konsep ilmiah, tidak jauh dari penjelasan singkat di atas. Dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka kita bisa menggunakannya dalam beberapa karya ilmiah, misalnya skripsi dan tesis ataupun juga dalam mengemukakan pendapat.

Renungkanlah....


Dalam ramalan seorang sufi binatang buas di akhir zaman akan mengalami kepunahan. Namun, sifat-sifat binatang tersebut akan tetap utuh. Bahkan, akan melekat pada diri manusia.

Ramalan ini memang terbukti dengan --salah satu contohnya, bagaimana gemarnya manusia modern mengembel-embeli setiap kalimat dalam berujar sapa dengan nama-nama binatang. Sepertinya sudah tidak asing di telinga. Ada orang yang berkata: "Babi, Kamu!", "Monyet Kamu!"

Penilaian kaum sofis terhadap sikap manusia seperti tersebut di atas adalah: manusia --kapan, siapa, dan di mana pun, akan mencitrakan apa yang diucapkannya. Ucapan memang bisa direkayasa semudah membuat telur dadar dalam wajan. Namun, rekayasa ucapan tidak berlaku ketika manusia berada dalam keadaan responsibilitas yang tinggi. Apa pun yang diucapkan oleh manusia merupakan refleksi jiwa manusia itu sendiri.

Jika ucapan sudah menebar kebinatangan maka akan mempengaruhi tingkah manusia. Di zaman kita sudah menjadi rahasia umum tingkah-tingkah binatang menebar dan menyebar hampir memenuhi setiap relung dan sudut ruang kehidupan. Tidak tahu malu menyelesaikan setiap masalah dengan perang dan adu jotos, bebal, sulit diatur, egosentris, tidak sopan, biadab, main hakim sendiri, menipu, mengelabui musuh, kepura-puraan/mimikri, dan potensi-potensi kebinatangan lainnya.

Seorang Thomas Aquinass pernah berpendapat sikap dan perilaku manusia tidak diturunkan secara genetika melainkan ditransformasikan secara sosio-kultural. Animalisasi dalam kehidupan tidak diturunkan dari generasi satu ke generasi selanjutnya secara faktor turunan atau genetis melainkan diajarkan secara intensif dalam kehidupan sosial manusia.

Ada satu alasan mengapa sifat binatang teraplikasi dalam tingkah manusia. Secara biologis memang ada kemiripan antara manusia dengan binatang. Manusia makan binatang pun makan. Manusia melakukan seks binatang juga sama.

Bahkan, para penganut Darwinis-Sosialis telah mencap secara gamblang manusia memang binatang karena manusia memang memiliki nenek moyang binatang. Hanya evolusilah yang telah membawa manusia pada sebuah peradaban. Maka tidak heran jika sifat-sifat binatang teraplikasi dalam diri manusia. Jelas sekali teori para penganut evolusi dan Darwinis bertolak belakang dengan teori Thomas Aquinass yang mewakili kaum relijius.

Alasan ini --mengapa manusia mirip binatang, mungkin hanya berlaku bagi para penganut teori evolusi. Thomas Hobbes pernah berpendapat dalam lingkungan yang tercabik-cabik, pertikaian,
perang, dan kekacauan berlaku di sana hukum binatang. Hukum binatang adalah hukum tanpa aturan. Wabah yang diakibatkan oleh hukum tanpa aturan ini terus dan akan selalu menyebar dengan varian-varian baru.

Dalam kondisi perang dan pertikaian yang mengedepankan hukum tanpa aturan membunuh pun dihalalkan. Homo Homini Lupus Bellum Omnium contra omnes. Hobbes memang dilahirkan dalam lingkungan di mana kondisi perang sedang berkecamuk maka tidak salah jika pendapatnya dibenarkan oleh sebagian orang. Apresiasi Hobbes terhadap kondisi di mana dia berada tidak perlu disalahkan oleh kita. Toh, kita pun yang hidup di zaman modern ini masih disuguhi oleh atraksi-atraksi topeng monyet dalam segala bidang kehidupan.

Pandangan kebinatang yang melekat pada manusia memang telah tertanam sejak dulu. Dalam Illiad kita membaca seorang pahlawan memang harus memiliki dua sifat. Dewa dan binatang. Bentuk utuh manusia tangguh dan pinilih adalah memang manusia yang harus bisa memadukan dua sifat itu. Hanya saja kurang sempurna jika dua sifat itu tidak dibatasi dan diimbangi oleh nurani.

Dewa memang tangguh dan baik serta diluputi oleh potensi kebaikan. Namun, bukankah dewa-dewa zaman Yunani kuno itu seperti yang dilukiskan oleh Plato ibarat para anak kecil yang cengeng, suka meributkan masalah remeh-temeh, sesekali para dewa pun berperang dan saling hujat satu sama lain. Artinya, toh tetap saja dewa pun masih memiliki sifat binatang.

Dalam kondisi teori ini maka kebinatangan akan mengendalikan kedewaan. Tetap saja yang paling memengaruhi dalam kehidupan manusia adalah kebinatangan tanpa nurani. Pantas rasanya jika sifat-sifat binatang telah teraplikasi dalam kehidupan manusia. Kita menyebut zaman ini sebagai zaman kemenangan binatang!

Mayoritas manusia boleh saja menghujat habis-habisan Darwinisme Sosial namun tidakkah kita melihat paham tersebut telah menjadi pemenang di zaman kita. Manusia setengah dewa setengah binatang bukan hal baru lagi di zaman kita. para pemimpin ibarat srigala-srigala lapar. Sementara rakyat yang dipimpinnya tak ada bedanya dengan kambing-kambing conge.

Hedonisme, paham yang sebetulnya menekankan pada kebahagiaan batin atau ataraxia telah dikonversikan ke dalam tindakan dan cara-cara binatang. Paham ini telah menjadi hedonisme jasmaniah. Mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas dalam masalah lahiriah semata. Epikuros mungkin akan marah besar jika melihat hedonismenya telah beralih fungsi dari batiniah ke jasmaniah. 

Penghalalan segala cara adalah ciri dari hedonisme --badaniah ini. Pantas jika Jeremy Bentham menyebut paham ini hanya berlaku bagi 'babi'. Nah, maukah kita disebut binatang.

Menipisnya Lapisan Ozon, Ancaman Bagi Umat Manusia

Beberapa pekan lalu, Badan Meteorologi Inggris memberitakan bahwa hingga akhir abad ini temperatur di Inggris bisa mencapai 46 derajat Celsius. Suhu yang sama juga dialami oleh warga Kuwait di Timur Tengah. "Hingga tahun 2100, gelombang panas juga akan terjadi di Inggris setiap tahun, atau beberapa kali dalam setahun," demikian menurut Badan Meteorologi Inggris. Fenomena kenaikan suhu ini telah membuat khawatir para pengamat lingkungan hidup. Data menunjukkan bahwa akhir-akhir ini suhu bumi telah naik antara 2 hingga 5 derajat Celsius. Angka ini terlihat kecil dan tidak ada artinya. Namun sesungguhnya, ada bahaya besar yang tengah mengancam bumi.

Para peneliti masalah lingkungan hidup menyatakan, kenaikan suhu bumi meski hanya sebesar 2 derajat celsius, bisa menyebabkan produksi pertanian di dunia menurun hingga seperempatnya. Bisa dibayangkan, semakin panas suhu bumi, akan semakin berkurang pula produksi pangan. Dalam kondisi seperti ini, hanya orang-orang kaya yang bisa memperoleh makanan sementara orang-orang miskin akan kelaparan. Akibatnya bahaya kelaparan massal akan melanda bumi. Salah satu penyebab utama naiknya suhu bumi adalah menipisnya lapisan ozon.


Pada tahun 1985, para peneliti lingkungan hidup menemukan bahwa lapisan ozon telah berlobang dan setelah melakukan penelitian, mereka menyimpulkan bhwa berlubangnya lapisan ozon ini disebabkan oleh terlalu banyaknya gas CFC (chloro-fluoro-carbon) di udara. Gas CFC yang berkumpul di bagian atas atmosfer akan berinteraksi dengan pantulan cahaya matahari sehingga merusak lapisan ozon. Padahal, lapisan ozon bagaikan penyaring atau peneduh raksasa, yang melindungi tanaman, hewan, termasuk manusia dari radiasi ultraviolet B (UV-B) berbahaya yang dipancarkan matahari ke permukaan bumi.

Radiasi langsung ultraviolet UV-B adalah radiasi yang mematikan dan berbahaya. Lapisan ozon menyaring kira-kira 70-90 persen bagian ultra-violet yang tidak terlalu merusak. Akibat radiasi ultraviolet UV-B respon kekebalan tubuh manusia akan berkurang sehingga timbul penyakit kulit, campak, chicken pox, herpes, malaria, leishamaniasis, TBC, kusta, dan infeksi jamur, seperti candidiasis. Selain itu, radiasi UV-B juga menimbulkan kerusakan lingkungan, mulai dari putusnya rantai makanan pada ekosistem akuatik di laut sampai menurunnya produktivitas tanaman, selain kerusakan material pada bangunan dan benda-benda lainnya yang terbakar sinar matahari.


Pada tahun 1987, yaitu dua tahun setelah ditemukannya lobang ozon untuk pertama kali, ditandatanganilah Protokol Montreal. Dalam protokol tersebut disetujui pembekuan produksi CFC pada 1986 dan penurunan produksi secara bertahap sampai tahun 2000. Namun, protokol ini tidak banyak berpengaruh karena umat manusia masih terus memrpodksi gas CFC. Akibatnya, saat ini, lobang ozon telah membesar hingga ukurannya lebih luas dari benua Amerika.


Karena itulah, dewasa ini berbagai lembaga di dunia melakukan langkah-langkah untuk mengurangi produksi gas CFC. Antara lain, bisa kita lihat usaha yang dilakukan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Regional Kalimantan bersama United National Devlopment Programme (UNDP). Kedua lembaga itu baru-baru ini menandatangani kontrak kerjasama dengan pemerintah daerah Kalimantan untuk bersama-sama melindungi menipisnya lapisan ozon itu.

Salah satu program yang dicanangkan oleh kedua lembaga itu adalah program penghapusan choloro fluoro carbon (CFC) di sektor peralatan pendingin. Program ini dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan dan bantuan kepada bengkel-bengkel servis peralatan pendingin, agar dapat mengelola CFC. Bengkel-bengkel servis peralatan pendingin akan diberi bantuan alat berupa tabung penyedot CFC agar tidak terlepas ke udara.

Meski usaha tersebut positif, namun secara umum, penggunan CFC di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut penelitian Yayasan Konsumen Indonesia, pada tahun 1991, misalnya, penggunaan CFC di Indonesia antara lain untuk kasur busa, kosmetika, pestisida rumah tangga, pelarut dan pembersih, AC, lemari es dan pendingin. Data menunjukkan bahwa penggunaan CFC di Indonesia makin meningkat tiap tahun, yaitu rata-rata sebesar 16,6% setiap tahunnya.


Apabila proses pemanasan global akibat menipisnya lapisan ozon ini terus dibiarkan, selain kerugian dari sisi kesehatan, umat manusia juga akan mengalami kerugian materil. Diperkirakan, dalam satu dekade ke depan kerugian yang akan diderita umat manusia mencapai 7 triliun US$, atau sekitar Rp 63.000 triliun, jika pemerintahan di seluruh dunia tidak melakukan tindakan apa-apa untuk mencegah pemanasan global ini. Hitung-hitungan kerugian ekonomi akibat pemanasan global itu dilansir oleh Sir Nicholas Stern, mantan Ketua Ahli Ekonomi Bank Dunia setelah melakukan penelitian mengenai masalah ini. Untuk itu, Stern, mengingatkan agar dunia menggalang kerja sama internasional dalam upaya mencegah dampak buruk pemanasan global ini.


Paul Newman, seorang peneliti dari NASA menyatakan, jika dunia mulai hari ini bersama-sama berupaya menghentikan produksi gas CFC, pada tahun 2020 hingga 2025, lobang ozon akan mulai mengecil dan dalam 70 tahun sesudahnya, lobang ozon itu akan tertutup kembali. Tentu saja, prediksi ini hanya bisa menjadi kenyataan bila umat manusia sedunia, terutama kalangan industri, memiliki kesadaran untuk bersama-sama menjaga keselamatan lingkungan hidup demi kelangsungan hidup umat manusia. Kita bisa memulai dari rumah kita sendiri, yaitu hemat energi dan selalu menggunakan peralatan-peralatan rumahtangga yang bebas CFC.

Sumber : http://lumajang.net/?ars=180

Latihan BAB IV (deduksi) dari Buku Argumentasi dan Narasi karya Gorys Keraf no 1 – 5.

1. Apa yang akan anda simpulkan dengan meggunakan data-data berikut ini :
a. Hasil tahun pertama pelita I bagi Departemen PUTL adalah anggaran yang ditetapkan Rp 33.690.000.000,- sebelum habis tahun anggaran itu sudah habis dipakai, sebab itu departeman ini mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp. 6.365.000.000,-

Dapat ditarik kesimpulan dana yang ada pada tahun pelita I dengan Rp 33.690.000.000 telah habis dipakai dan mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp 6.365.000.000 yang dimiliki oleh departemen sekarang dana itu diperoleh sebelum habis tahun.

b. Departemen P & K
Anggaran belanja yang ditetapkan Rp. 5.500.000.000,-. Dalam bulan Februari 1970 baru digunakan Rp. 2.500.000.000,-

Dilihat dari data diatas dapat diambil kesimpulan yang telah di belanjakan oleh Depertemen P & K pada bulan Februari Rp. 2500.000.000 sedangkan anggarannya yaitu Rp. 5.500.000.000 maka dana yang dimiliki Depertemen P & K setelah di belanjakan sebesar Rp. 3.000.000.000,-

c. Departemen pertanian :
Anggaran yang ditetapkan Rp 6.697.948.200,-
Terpakai Rp 6.675.415.470,-

Maka dapat disimpulkan Depertemen Pertanian memiliki anggaran yang telah ditetapkan sebesar 6.697.948.200,- dana anggaran tersebut telah digunakan sebesar Rp. 6.675.415.470 maka sisa anggaran tersebut adalah sebesar Rp 22.532.730,- .

2. Jalan pikiran dibawah ini menggunakan corak penalaran yang mana ?
Benarkah proses penalaran ini ?
a. Untuk memahami seorang pemabuk, maka seorang penyelidik harus minum sampai mabuk .

Penaralan ini masuk ke Silogisme Hipotesis, dan Proses Penalaran ini tidak benar.

b. Pemerintahan berkewajiban mejaga keselamatan jiwa raga bangsa Indonesia. Untuk menjaga keselamatan jiwa raga bangsa dan moral bangsa, pemerintahan berhak mengadakan sensor terhadap film-film. Untuk itu pemerintah membentuk panitia sensor yang bertugas mensensor semua film. Sebab itu apapun keputusan panitia, harus diterima oleh semua rakyat Indonesia.

Penalaran ini masuk ke Silogisme Kategorial dan Proses dari penalaran tersebut Benar

c. Mereka yang melakukan korupsi juta rupiah atas uang Negara, diminta untuk menyelesaikan pekaranya diluar pengadilan. Orang–orang semacam itu bisanya orang yang berada dan berkedudukan tinggi. Mat Bagong ditangkap , dipukul dan ditahan berbulan-bulan karna memalsukan kuitansi pengobatan dengan selisih Rp. 150,- ia akhirnya dijatuhi hukuman penjara tiga bulan. Sebab itu lebih baik mengkorup uang jutaan rupiah daripada memalsukan kuitansi yang berjumalah Rp. 150,-

Penalaran yang diatas termasuk penalaran Deduksi dan Proses dai Penalaran ini Tidak Benar.
3. Tetapkan jenis silogisme berikut :
a. Tiap orang Indonesia termasuk pembayaran pajak atau tidak. Ia adalah pembayar pajak. Sebab itu, ia tidak termasuk orang Indonesia yang tidak membayar pajak .

Jenis Silogisme yang diatas adalah Silogisme Hipotesis

b. Seorang yang dikuasi oleh kemarahan akan kehilangan akal sehatnya. Pak sabar tidak pernah marah sesaat pun. Sebab itu ia tidak pernah kehilangan akal sehatnya.

Jenis silogisme diatas adalah Silogisme Kategoria.

c. Mereka yang dari lahirkaya tidak mebayangkan bagaimana menjadi orang miskin. Pak Karta adalah orang yang tidak kaya dai kelahiran. Sebab itu ia bias membayangkan betapa menjadi oang miskin.

Jadi jenis silogisme pada point c adalah Silogisme Alternatif.

d. Semua yang masuk perguruan tinggi adalah Mahasiswa. Bejo adalah seorang yang masuk perguruan tinggi. Sebab itu Bejo adalah seorang Mahasiswa.

Jenis Silogisme pada Point d adalah termasuk Silogisme Kategorial.

4. “ karena semua pesawat Garuda yang saya tumapangi adalah pesawat yang bermesin yet, maka semua pesawat milik Garuda adalah pesawat bermesin yet . “
Yang mana dari penalaran berikut paling mirip dengan penalaran diatas ? Jelaskan !
a. Karena semua mahasiswa yang telah saya jumpai adalah orang-orang yang cerdas, maka tampak hanya sedikit yang akan gagal dalam ujian

Kalimat dari penalaran point a Tidak mirip karena dari kalimat tersebut tidak saling berkaitan

b. Semua bahasa didunia yang pernah saya pelajai memiliki kata seru : kata seru ini memiliki unsure primitive dari bahasa yang bentuk kalimat yang masih betahan

Kalimat penalaran point b Tidak mirip dengan penalaran yang diatas karena keduanya tidak saling berkaitan.

c. Karena semua novel yang ditulisnya cenderung bernada seks, maka agaknya ia tertarik dengan masalah seks

Penalaran diatas Mirip dengan penalaran yang di atas karena keduanya saling berkaitan.

d. Karena semua buruh di perusahan itu rajin melaksanakan tugasnya, maka semuanya adalah buruh yang penuh tanggung jawab

Penalaran Point d Tidak Mirip dengan penalaan di atas karena kalimat penalaran tersebuat tidak saling berkaitan.
e. Karena semua kapal yang pernah saya tumpangi memberikan pelayanan yang sangat memuaskan maka semua kapal sangat memuaskan servisnya.

Penalaran Point e Mirip dengan penalaran diatas karena kalimat penalaran tersebut keduanya saling berkaitan.

5. Peluaslah entimem berikut menjadi sebuah silogisme !
a. Ia seorang Negara yang baik, sebab setiap ada aksi-aksi social untuk kepentingan bangsa ia selalu ikut .
Silogisme kategorial
Mayor : Seorang warga yang baik adalah selalu ikut setiap ada aksi-aksi social untuk kepentingan bangsa.
Minor : Ia adalah seorang warga yang baik.
Konklusi :Sebab itu,ia selalu ikut setiap ada aksi-aksi sosial untuk kepentingan bangsa.

b. Ia pasti seorang ahli dalam bidang matematik, karena ia mengajar metmatika di fakultas,
Silogisme kategorial
Mayor : Siapa saja yang ahli dalam bidang matematik adalah yang mengajar matematik di fakultas tesebut
Minor : Ia adalah seorang yang ahli dalam bidang matematik.
Konklusi : Sebab itu, ia mengajar matematik di fakultas tersebut ahli dalam bidang matematik.

c. Kita harus mmbantu usaha peri kemanusiaan yang telah di cetuskan oleh presiden, karena usaha ini merupakan jalan yang paling baik untuk memanjukan putra-putri Irian Jaya.
Silogisme kategorial
Mayor : Usaha peri kemanusiaan yang telah dicetuskan oleh pesiden adalah untuk memajukan putra-putri Irian Jaya.
Minor : Usaha itu merupakan jalan yang paling baik.
Konklusi : Usaha itu merupakan jalan yang paling baik untuk memajukan putra- putri Irian Jaya.

d. Mereka menerima syarat pekejaan itu karena mengandung pasal-pasal yang memberikan harapan untuk perbaikan nasibnya.
Silogisme kategorial
Mayor : Syarat kerja itu mengandung pasal-pasal yang memberikan harapan untuk perbaikan nasibnya
Minor : Mereka menerima syarat kerja itu.
Konklusi : Mereka menerima syarat kerja itu yang mengandung pasal-pasal yang memberikan harapan untuk perbaikan nasibnya.

e. Ia pasti berhasil dalam dunia usaha internasional, karena ia menguasai lima bahasa dunia.
Mayor : berhasil dalam dunia usaha internasional.
Minor : Ia menguasai 5 bahasa dunia
Konklusi : sebab itu, Ia pasti berhasil dalam dunia usaha internasional.

f. Ia harus memasuki perguruan tinggi , karena ia berbakat.
Mayor : Jika berbakat, maka ia harus memasuki perguruan tinggi.
Minor : Ia berbakat
Konklusi : Sebab itu, Ia harus memasuki perguruan tinggi.

Paragraf Generalisasi, Analogi, dan Hubungan Kausal (Sebab-Akibat)


Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili
Contoh :
  1.  Pemerintah telah menjadikan Pulau Komodo sebagai habitat pelestarian komodo. Di Ujung Kulon, pemerintah mebuat cagar alam untuk pelestarian badak bercula satu. Selain itu, sejumlah Undang-Undang dibuat untuk melindungi hewan langka dari incaran pemburu. Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah untuk melestarikan hewan-hewan langka.
  2. Setelah karangan anak-anak kelas 6 diperiksa, ternyata Iman, Selamet, Enal, dan Deri mendapat nilai 90. Anak-anak yang lain mendapat 75. Hanya Toni yang mendapatkan nilai 60 , dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang dari 60. Bisa dikatakan, anak kelas 6 cukup pandai mengarang.
Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
Contoh :
  1. Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
  2. Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
Paragraf hubungan sebab akibat (hubungan kausal) adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh : Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

Menulis Merupakan Proses Bernalar

Menulis merupakan salah satu kegiatan manusia untuk mencurahkan atau menumpahkan segala sesuatu yang ada dalam pikirannya. Menulis juga merupakan cara mengekspresikan keadaan atau kondisi yang sedang dialami oleh seseorang. Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari menulis tadi, bahkan juga hasil tulisan tersebut bisa mendatangkan rezeki bagi para penulisnya.. Anda tentu masih ingat bagaimana larisnya novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan yang lainnya, sampai-sampai kisah dalam novel tersebut di angkat kisahnya
Tentunya menulis yang baik itu membutuhkan proses yang benar,alias tidak asal-asalan agar sesuai dengan tujuan dan tidak sampai orang lain salah tanggap dengan hasil tulisan kita. Perlu pemikiran yang benar dan ilmu yang tepat sehinngga hasil tulisan tersebut dapat bermanfaat. Disinilah nalar kita akan digunakan untuk mencerna mana yang baik dan mana yang kurang baik. Dari hasil bernalar itu, manusia menuangkannya ke dalam suatu media yang dianggap tepat untuk hasil penulisannya itu.
Penalaran sendiri merupakan proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Dari uraian singkat di atas, dapat disimpulkan menulis merupakan suatu proses bernalar, karena merupakan proses berpikir dalam mencerna sesuatu yang dihasilkan dari pengamatan panca indera kita. Jika saja kita tak menggunakan nalar kita dalam menulis sesuatu, tidak mustahil hasil tulisan kita tidak akan memberikan manfaat bahkan membuat orang bisa salah paham dengan apa yang kita tulis.

Macam-macam Anggaran Perusahaan

1. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan anggaran yang sangat penting dalam penentuan proyeksi penjualan dan penghasilan yang realistis dan pendukung utama dalam menyusun rencana anggaran komprehensip perusahaan. Sebab jika anggaran penjualan bersifat tidak realistis seperti "over convidance" atau terlalu percaya diri maka sebagian besar bagian dari rencana laba keseluruhan juga akan ikut tidak realistis.
Adapun defenisi dari anggaran penjualan itu sendiri adalah "Anggaran yang menerangkan secara terperinci tentang penjualan perusahaan dimasa datang dimana didalamnya ada rencana tentang jenis barang, jumlah, harga, waktu serta tempat penjualan barang.
Anggaran penjualan perlu dikembangkan dengan teliti agar anggaran¬anggaran operasi dan anggaran finansial saling isi mengisi dan saling memantau dalam menyusun rencana anggaran komprehensip. Agar anggaran penjualan lebih teliti dan meyakinkan maka diperlukan "Tim Peramal Penjualan" yang terdiri dari beberapa ahli dari bidang distribusi dan didukung oleh ahli-ahli bidang keuangan, produksi dan dari bidang lainnya. Peramalan penjualan akan menilai target penjualan yang akan dicapai sebagai dasar penjualan.
Sebaliknya, rencana anggaran penjualan dapat dipergunakan untuk menyusun pembuatan bagian-bagian dari anggaran-anggaran lainnya.
Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah:
1. Mengurangi ketidakpastian dimasa depan
2. Memasukkan pertimbangan /keputusan manajemen dalam proses perencanaan
3. Memberikan informasi dalam profit planing control
4. Untuk mempermudah pengendalian penjualan
Suatu anggaran penjualan yang lengkap sebaiknya menunjukkan gambaran sebagai berikut :
•. Penjualan dirinci menurut bulan, kwartalan, semester dan tahunan.
•. Penjualan dirinci menurut jenis-jenis produk
•. Penjualan dilakukan menurut daerah pemasaran
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam rangka penyusunan anggaran penjualan antara lain:
•. Penelitian dan peramalan penjualan
•. Fungsi anggaran penjualan
•. Tahap-tahap peramalan penjualan
•. Metode peramalan penjualan
1.1. Penelitian dan Peramalan Penjualan
Pada umurnnya apa yang direncanakan pada anggaran penjualan merupakan dasar perencanaan dari seluruh komponen anggaran lainnya, artinya perencanaan penjualan merupakan "kunci keberhasilan dari rencana anggaran komprehensip. Taksiran proyeksi volume penjualan yang realistis akan menggambarkan suatu rencana penjualan yang cukup tepat dan hampir mendekati penjualan yang sebenarnya, paling tidak memenuhi target dan tidak mengalami penyimpangan yang terlalu jauh.
Proyeksi volume penjualan yang teliti adalah hasil dari ramalan penjualan yang teliti. Peramalan penjualan yang teliti akan tergantung dari beberapa segi yang harus diperhatikan yaitu dari segi intern dan ekstern perusahaan.
Adapun contoh-contoh dari fakta intern/control label factor ialah:
* Modal yang dimiliki                 * Kapasitas produksi
* Kemungkinan investasi            * Sumber daya manusia
* Kebijakan perusahaan            * Hasil penjualan tahun lalu
* Pemilihan saluran distribusi      * Fasilitas yang dimiliki perusahaan
Sedang contoh-contoh dari factor ekstern /uncontrollabel factor ialah:
* Keadaan pasar                             * Posisi perusahaan dalam pasar tersebut
* Persaingan                                    * Tingkat pertumbuhan penduduk
* Selera konsumen                          * Kebiasaaan di masyarakat
* Adat istiadat                                 * Tingkat penghasilan masyarakat
* Keadaan perekonomian nasional   * Kemajuan teknologi
Kesimpulan yang dapat diperoleh bahwa dalam faktor intern perusahaan pada umumnya dapat diawasi, sebab masalahnya bagi perusahaan semata-mata adalah kemampuan manajemen untuk mengelola faktor-faktor produksi yang tersedia. Tapi bagaimanapun, faktor-faktor ekstern perlu diperhitungkan kemungkinannya dan kemungkinan inipun sulit diketahui maupun diramalkan sehingga sering dianggap sebagai faktor yang diluar dugaan.
1.2. Fungsi Anggaran Penjualan
Fungsi dari anggaran penjualan dalam suatu perusahaan dapat disimpulkan sebagai berikut :
•. Anggaran penjualan adalah dasar perencanaan atas kegiatan perusahaan pada um um nya.
Anggaran penjualan terlebih dahulu disusun baru kemudian komponen-komponen anggaran lainnya, sehingga dapat menggambarkan suatu rencana anggaran komprehensip. Kemudian tahap berikutnya segera dapat menyusun anggaran produksi untuk memenuhi jumlah barang jadi yang harus segera di produksikan untuk memenuhi penjualan.
•. Anggaran penjualan sebagai alat koordinasi dan mengarahkan setiap pelaksanaan divisi Pemasaran.
Anggaran penjualan sebagai alat koordinasi adalah untuk memantau tugas kepada divisi produksi supaya jangan kehabisan persediaan barang jadi dan sebaliknya anggaran produksi memantau kebagian pembelian, sehingga terdapat keserasian dalam membentuk anggaran komprehensip.
•. Anggaran penjualan sebagai alat pengorganisasian
Anggaran penjualan berarti penetapan target-target penjualan atas setiap anatomi organisasi pemasaran yang dilakukan oleh para penjual, pengawas penjual dan manajer-manajer pemasaran. Pihak-pihak diatas perlu diorganisasikan sesuai dengan daerah-daerah pemasaran guna mencapai target penjualan yang tertera pada anggaran penjualan.
•. Anggaran penjualan sebagai alat pengawasan bagi manajemen
Keberhasilan suatu anggran konprehensif dalam suatu perusahaan tergantung kepada keberhasilan anggaran penjualan. Sebaliknya dengan tersusun anggran penjualan secra terperinci memungkinkan manajemen lebih gampang untuk menyusun anggran lainnya adalah berpedoman kepada anggran penjualan.
1.3. Tahap-tahap Peramalan Penjualan
Tahap-tahap peramalan penjualan dapat dibagi atas beberapa analisa sebagai berikut:
•. Analisa penjualan
Analisa penjualan pada masa yang lalu, merupakan analisa bulanan, kuartalan, tahunan ataupun triwulan dan panca tahunan, yang berhubungan dengan analisa produk, daerah pemasaran, langganan maupun pesanan atas barang-barang. Analisa penjualan adalah suatu analisa tentang penjualan yang berhubungan erat dengan daerah pemasaran, produk, langganan, pesanan dan lain-lain.
•. Analisa pasar
Analisa pasar sangat penting sekali mengingat taksiran permintaan ataupun potensi penjualan, dengan cara menentukan porsi pasar suatu barang tertentu. Analisa pasar jangka panjang dan jangka pendek diadakan melalui peramalan penjualan dengan mempelajari potensi permintaan. Selain itu beberapa segi yang perlu dianalisa dalam penelitian pemasaran antara lain adalah peramalan penjualan, cara¬cara pemasaran, peranan reklame dan promosi, penentuan lokasi perusahaan, penelitian selera konsumen, analisa produk dan penentuan harga jual.
•. Analisa fungsi produksi
Analisa fungsi produksi merupakan kemampuan manajemen dalam pengalihan faktor-faktor produksi yang tersedia menjadi produksi sehingga tersedianya kuantitas penjualan tergantung kepada kuantitas produksi yang akan dihasilkan sesuai dengan faktor-faktor produksi yang tersedia.
2. Anggaran Produksi

Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang pada suatu priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau diramalkan. Dan adapun tujuan dari perencanaan produksi adalah sebagai berikut :
a.      Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
b.    Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market share tertentu.
c.    Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.
d.    Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.
2.1. Prosedur Anggaran Produksi
Suatu produksi dapat berjalan dengan lancar apabila interaksi antara faktor­faktor produksi yang digunakan. Apabila hal tersebut dilakukan dengan sempurna maka akan menghasilkan output yang baik. Dengan adanya pengaturan dalam faktor-faktor produksi tersebut dapat diperbaiki tingkat efektifitas dan efisiensi proses produksi yang akhirnya tujuan manajemen produksi akan dapat dicapai dengan baik.
Pengolahan faktor-faktor produksi yang ada sebaiknya dilakukan berdasarkan kesempatan yang dimiliki selanjutnya dipilih kesempatan yang mana dapat dicapai, sebenarnya sangat banyak kesempatan terbuka untuk dilaksanakan, tetapi karena adanya keterbatasan dalam faktor-faktor produksi, maka harus dilakukan suatu prosedur sesuai dengan jenis usaha dan kegiatan yang dilakukan. "Secara formal dapat dinyatakan bahwa prosedur merupakan bagian dari urutan kronologis dan cara yang ditetapkan untuk melaksanakan suatu pekeljaan. Urutan kronologis tugas­tugas merupakan ciri khas dari setiap prosedur, sebuah prosedur menunjukkan bagaimana masing-masing tugas akan dilaksanakan dan siapa yang akan melaksanakannya".
Untuk itu peranan prosedur perencanaan produksi dalam setiap perusahaan sangat besar, karena seluruh tugas yang dilakukan dalam proses produksi harus ditetapkan dalam rencana. Dalam menetapkan prosedur perencanaan maka pimpinan harus memperhatikan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a.  Menetapkan tujuan maupun serangkaian tujuan
b.  Merumuskan keadaan saat ini
c.   Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
d.  Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anggaran Produksi
Untuk dapat membuat suatu perencanaan yang baik haruslah diperhatikan masalah yang terdapat didalam perusahaan dan masalah-masalah yang datangnya
Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Budget Produksi
 Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
a.    Penjualan tahun lalu'bisajadi patokan
b.    Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
c.    Syarat pembayaran barang yang dijual
d.    Pemilihan saluran distribusi
e.    Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif)
f.     Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities)
g.    Fasilitas yang dimiliki perusahaan
Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain.

Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh terhadap perusahaan :
a.    Persaingan
b.    Tingkat pertumbuhan penduduk
c.    Tingkat penghasilan masyarakat
d.    Tingkat pendidikan masyarakat
e.    Tingkat penyebaran masyarakat
f.     Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
g.    Kebijaksanaan pemerintah
h.    Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan tehnologi.
3. Anggaran Bahan Baku

Pengertian Budget ini ialah: Budget yang merencanakan secara lebih terperinci jumlah unit bahan mentah yang diperlukan untuk penyelenggaraan proses produksi secara periode yang akan datang, sebagai dasar untuk penyusunan budget pembelian bahan mentah dan budget biaya bahan mentah.
Adapun bahan baku yang dipakai dalam suatu pabrik secara tradisional dibagi menjadi bahan langsung dan bahan tak langsung (bahan pembantu). Bahan langsung pada umumnya menyatakan semua bahan baku yang menjadi bagian terpadu dari produksi jadi dan dapat ditetapkan langsung pada harga pokok produk barang jadi.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunannya, yaitu:
1)    Budget unit yang diproduksi, khususnya tentang kualitas, kuantitas barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
2) Berbagai standar pemakaian bahan dari masing-masing jenis bahan mentah untuk proses produksi yang telah ditetapkan perusahaan
4. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Pada dasarnya Budget tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan rencana laba tahunan, mengingat upah tenaga kerja merupakan pas biaya yang paling besar jika dibandingkan dengan biaya lainnya. Budget tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja langsung dan biaya kerja langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan menurut priode antara, hal, ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap produk. Banyak perusahaan mengembangkan label-label tenaga kerja sebagai cara untuk membantu dalam merencanakan dan mengendalikan seluruh upah tenaga kerja. Dan perusahaan juga harus menetapkan sistem upah yang digunakan, dibawah ini ada beberapa sistem upah, yaitu:
1.  Sistem upah harian
2.  Sistem upah perpotong
3. Sistem upah bonus


5. Anggaran Overhead
Anggaran biaya yang mempunyai kerurnitan tersendiri adalah anggaran biaya overhead, yaitu anggaran biaya yang berisikan biaya-biaya selain dari biaya bahan baku dan tenaga kerja, yang ada pada proses produksi di perusahaan.
Kerumitan tersebut disebabkan karena banyak jenisnya, terutama dalam masalah pembebanan yang dilakukan oleh perusahaan dan dalam pengendalian biayanya. Disamping itu kerumitan lain adalah bahwa biaya overhead tersebut tidak dapat ditelurusi dengan gampang dari produknya secara fisik.
Karena kerumitan inilah, maka pihak manajemen harus dengan bijaksana dan hati-hati membuat keputusan yang menyangkut masalah biaya overhead ini, agar tidak terjadi suatu anggaran yang menyimpang terlalu besar.
  6. Anggaran Persediaan

Pada dasarnya jenis pesedian kalau dilihat dari sifat operasi perusahaan akan dapat dibedakan atas: 
a.  Persediaan pada perusahaan dagang
Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatannya membeli barang untuk kemudian menjualnya kembali tanpa melakukan perubahan yang prinsipil terhadap barang itu. Persedian yang ada dalam perusahaan degang lazim dinamakan dengan persediaan barang degangan atau merchandise inventory yang dimaksud dengan merchandise inventory adalah :
Persedian barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut di dalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan bentuk dari barang yang bersangkutan
b.  Persediaan pada perusahaan industri
Perusahaan industri merupakan perusahaan yang kegiatannya merubah atau menambah daya guna bahan baku menjadi bahan baku atau barang jadi. Persediaan yang terdapat pada perusahaan industri terdiri dari:
a.      Persediaan bahan mentah (raw materials)
Merupakan persediaan yang akan diproses menjadi barang jadi atau setengah jadi. Bahan mentah merupakan produk langsung dari kekayaan alam.
b.      Persediaan komponen-komponen rakitan (componentas)
Merupakan persediaan barang-barang dari perusahaan lain yang terdiri dan beberapa bagian secara terurai untuk kemudian dirakit menjadi suatu produk.

c.    Persediaan bahan pembantu ( supplies)
Merupakan persediaan bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari produk akhir perusahaan.
d.      Persediaan barang dalam proses (work in process)
Merupakan persediaan barang yang telah selesai dalam suatu tahapan proses tetapi masih memerlukan proses lanjutan sebelum menjadi produk akhir dan perusahaan.
e. Persediaan barang jadi (finished goods) 
7. Anggaran Biaya Non Produksi 
Merupakan struktur terinci yang tidak termasuk dalam biaya-biaya produksi. Selain itu biaya dalam produksi ini hanya sebagai penunjang kegiatan produksi sehinnga tidak akan mempengaruhi penjualan yang sudah dianggarkan dan kebutuhan persediaan. 
8. Anggaran Barang Modal 
Pengeluaran untuk pembelian barang modal sering juga disebut budget barang modal. Pembuatan budget barang modal merupakan proses perencanaan dan pengendalian pengeluaran strategis (jangka panjang) dan taktis (jangka pendek) untuk pemuasan dan penciutan investasi atau aset tetap.
Pengeluaran untuk pembelian barang modal adalah penggantian dana (misalnya uang kontan) untuk memperoleh aset tetap yang akan:
a. Membantu memperoleh pendapatan dimasa datang
b. Mengurangi biaya dimasa mendatang
Pengeluaran untuk barang modal biasanya diklasifikasikan dalam anggaran pengeluaran untuk :
  Proyek penambahan barang modal yang besar jumlahnya  
  Pengeluaran untuk barang modal yang jumlahnya kecil  
  Pengeluaran kas
9. Anggaran Kas
Anggaran kas adalah Anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu-kewaktu selama periode yang datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.  

Tujuan utama budget kas adalah untuk :
a.   Memberikan taksiran posisi kas akhir setiap periode sebagai akibat dari operasional perusahaan.
b.   Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya, sekaligus untuk menentukan kebutuhan pembiayaan atas kelebihan kas mengangsur untuk investasi.
c.   Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya, dan utang.
d.   Dapat pakai sebagai alat pemantau posisi kas secara terus-menerus.

10. Penyelesaian dan Aplikasi Rencana Laba
Langkah terakhir dalam proses perencanaan adaIah melengkapi rencana laba dengan menggabungkan berbagai skedul pendukungnya yang membuat ikhtisar keuangan yang direncanakan. Posisi ikhtisar keuangan yang direncanakan terdiri dari neraca, rugi laba, dan arus kas yang dibuat untuk mengetahui implikasi rencana perusahaan terhadap keuangan perusahaan di masa mendatang.

Biasanya melibatkan arus perencanaan dan pengambilan keputusan yang tidak kaku dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Rencana laba atau berbagai skedul pendukungnya kemudian dibagikan kepada tingkat manajemen yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagai pedoman dalam operasional perusahaan dalam masa perencanaan.
11. Anggaran Neraca

Adalah anggaran yang merencanakan keadaan keuangan sebuah peerusahaan pada suatu periode. Dalam anggaran neraca tersebut,tercantum jumlah kekayaan, jumlah utang, dan modal sendiri dari peerusahaan. Jumlah kekayaan terlihat di bagian aktiva, sedangkan utang dan moda lsendiri di bagian pasiva.
12. Anggaran Perubahan Posisi Keuangan

Adalah anggaran yang merencanakan keadaan arus dan perubahan-perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan.