Perilaku Konsumen

Konsumsi adalah setiap tindakan untuk mengurangi atau menghabiskan guna ekonomi suatu benda.

Tujuan dari konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dan memperoleh kepuasan dari pemenuhan tersebut. Sedangkan orang, badan usaha, atau organisasi yang memakai, menggunakan, mengurangi atau menghabiskan guna ekonomi suatu benda disebut sebagai konsumen.

Teori  Konsumsi
Setiap orang atau keluarga mempunyai skala kebutuhan yang dipengaruhi oleh pendapatan. Kondisi pendapatan seseorang akan mempengaruhi tingkat konsumsinya. Makin tinggi pendapatan, makin banyak jumlah barang yang dikonsumsi. Sebaliknya, makin sedikit pendapatan, makin berkurang jumlah barang yang dikonsumsi. Bila konsumsi ingin ditingkatkan sedangkan pendapatan tetap, terpaksa tabungan digunakan akibatnya tabungan berkurang. 


http://leotobing.files.wordpress.com/2008/12/consumer-behavior.jpg 

Apa yang dimaksud dengan Perilaku Konsumen?
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.

Rokok A-Mild, Rokoknya Mahasiswa dan Anak Kost




Apakah anda seorang mahasiswa? Kebetulan tinggal di tempat kost? Pernahkah anda melihat teman anda merokok? Atau bahkan mungkin anda adalah seorang perokok? Rokok apa yang biasanya sering anda lihat atau beli? Ya, jawabannya mungkin adalah rokok A-Mild, salah satu jenis rokok hasil produksi PT. Sampoerna. Mengapa bisa demikian? Mari kita sedikit membahas lebih lanjut.

A-Mild merupakan salah satu rokok dengan harga dan kualitas yang sepadan bagi kantong mahasiswa atau anak kost. Anda mungkin pernah bertanya pada teman, atau bahkan anda sering membelinya, berapakah harga satu bungkus rokok A-Mild? Ya, harganya adalah Rp 10.000,00 dengan isi 16 batang rokok, atau bila dihitung harga per batang, menjadi Rp 625,00/buah. Wow..cukup menggiurkan bukan bagi kantong para mahasiswa atau anak kost untuk satu batang rokok dengan harga seperti itu? Memang, para penjual tidak menjual eceran per batang, biasanya minimal 3 batang dengan harga Rp 2000,00. Mungkin bila diibaratkan paket makanan, ini adalah “ pahe “ alias paket hemat. Secara kualitas, bisa dikatakan setara dengan harga, tidak terlalu buruk tetapi juga tidak istimewa. Menurut kebanyakan orang, rasanya enak, walaupun bagi yang belum pernah mencoba, tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya rokok itu. Mungkin hanya asapnya-lah yang sering mereka hirup, dan itu tentu saja tidak termasuk dalam kategori enak.

Merokok sudah menjadi suatu gaya hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi para pria, tak memandang umur, karena sekarang tidak aneh kita sering melihat anak-anak SD sedang merokok. Mungkin inilah salah satu alasan yang dipakai pihak produsen dalam melihat peluang yang ada. Dengan harga terjangkau dan kualitas bisa dikatakan cukup baik, tak heran rokok A-Mild menjadi salah satu rokok terlaris, khususnya di kalangan mahasiswa dan anak kost. Karena sudah kita ketahui sebelumnya, bahwa mahasiswa atau anak kost lebih menyukai sesuatu dengan harga yang terjangkau, sesuai dengan kapasitas saku mereka.

ANALISIS JURNAL : PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PEMILIHAN PORTFOLIO SAHAM DALAM MODEL MARKOWITZ

Wawan Taufiq N. dan Silvia Rostianingsih (2005)


Latar Belakang

Tujuan dasar dari investasi adalah untuk mendapatkan return setinggi mungkin dengan resiko yang paling kecil. Oleh karena itu, para investor melakukan diversifikasi investasi untuk menghasilkan kombinasi yang optimal. Diversifikasi ini menjadi dasar bagi berkembangnya portofolio modern yang digagas pertama kali oleh Harry Markowitz. Pendekatan Markowitz dalam memilih portofolio adalah bahwa investor harus mengevaluasi portofolio berdasarkan return yang diharapkan dan resiko yang diukur dari standar deviasi.

Masalah

Apakah perhitungan dari kombinasi portofolio metode Algoritma Genetika menghasilkan solusi yang lebih baik dibanding metode Quadratic Programming?

Tujuan

Untuk mengetahui apakah hasil dari perhitungan solusi kombinasi portofolio metode Algoritma Genetika lebih baik dibanding metode tradisional Quadratic Programming.

Metodologi

Eksperimen dilakukan dengan menggunakan data sampel dari 5 saham, laludibandingkan dengan hasil yang didapatkan dari penggunaan teknik quadratic programming dengan bantuan sebuah software add-in di MS Excel untuk menunjukan keunggulan optimasi secara simultan terhadap resiko and return. Data tersebut didapatkan selama periode 1/1/1994 sampai dengan 31/1/1995. Model Algoritma Genetika yang digunakan adalah:

.............................................................................................(1)

..................................................................................................(2)

.....................................................................(3)

Hasil

Alokasi proporsi yang didapatkan dengan menggunakan perhitungan metode Quadratic Programming mendapatkan tingkat return sebesar 0.17 dengan resiko minimum sebesar 0.435. Sedangkan alokasi proporsi yang didapatkan dengan menggunakan perhitungan metode Algoritma Genetik mendapatkan tingkat return sebesar 0.49 dengan resiko minimum sebesar 0.372. Dapat disimpulkan bahwa dengan memeperbandingkan keduanya, Algoritma Genetik dapat menemukan solusi yang lebih baik dibanding Quadratic Programming dalam pemaksimalan return dan meminimalisasi tingkat resiko.